Tisya's friends

Jumat, 26 Agustus 2011

Mari Bersyukur Untuk Melapangkan Hati


Sudah lama aku gak posting. Karena memang masih mengalami masa berat.haahahalay  Sebenarnya entah mengapa? Aku sering jadi jenuh dan lelah duduk berlama-lama di depan layar computer. Selain itu aku juga gak lagi punya cukup semangat buat menulis. Tapi untunglah hari ini entah ada nagin sepoi-sepoi dari mana? Aku memutuskan untuk menulis kembali. Entah mungkin karena sudah mulai rindu menulis, atau semangatku tlah kembali lagi. Tapi setidaknya aku bersyukur karena sudah bias menulis lagi. Alhamduuuulillah..
Sempat baca posting teman Bloof tentang “bersyukur”. Mengingatkanku pada saat ngaji beberapa waktu yang lalu. Sama persis seperti apa yang dibicarakan di posting klik disini . Seringkali aku dan ibuku membicarakan tetangga yang kurang mampu. Mereka hanya bekerja seadanya. Rumah mereka jauh dari kata layak. Banyak yang harus dihidupi dari rumah petak di pinggiran sungai. Anak-anak yang masih kecil. Sedangkan Bapaknya baru saja meninggal setengah semester yang lalu. Hanya ada Ibu. Sang anak hanya belajar di Pondok, beruntung sang anak tertua itu cukup pandai saat belajar di Pondok. Sehingga dia bisa dapat beasiswa dari podok (jangan salah, bukan hanya disekolah, tapi di pondok pun juga ada beasiswa loh). Jadilah biaya pondok dapt teratasi.
Ibuku masih sering bertanya, “bagaimana cara mereka bertahan hidup? Sedang sanak saudara pun mereka tidak punya. Siapa yang mereka mintai tolong?” Dan akhirnya aku mendapat jawabannya. Hehehe. Jawabannya adalah, saat kita bersyukur atas apa yang kita miliki dan apa yang kita dapat tanpa kita mengeluh. Saat mendapat sedikit, kita tetap bersyukur kepada Tuhan. Dan saat mendapat banyak, (kau tahu itu adalah ujian terberat sesungguhnya) kita tidak boleh lupa pada-Nya.
Guru ngajiku berkata, saat kita tidak bersyukur dengan apa yang kita dapat. Hanya bisa mengeluh dan masih merasa kurang. Maka Tuhan akan mempersempit hatinya. Dia akan semakin pontang-panting mengejar apa yang dia hasratkan. Sedangkan saat kita menerima dan bersyukur, maka Tuhan akan meluaskan hatinya sehingga walaupun secara materi atau menurut pandangan orang mereka sangat kurang, pada dasarnya mereka sungguh sangat kaya. J
Beliau menambahkan sebuah pepatah kuno yang mengatakan bahwa, “Semakin seseorang mengejar Dunia, maka akan semakin jauh Dunia dari kita. Tetapi saat kita tidak peduli, maka Dunia akan diam-diam menghampiri”.
Saat aku bercerita panjang lebar pada ibuku. Ibuku akhirnya berkata,”Benar juga. Setiap orang pasti punya kadar kebahgiaan dan kekurangan yang sebenarnya sama. Orang kaya tidak selamanya bahagia karena berlimang harta, pasti ada saat sedih mereka. Begitu juga orang yang kurang mampu, gak selamanya mereka merasa susah karena harus bekaerja mati-matian hanya untuk sesuap nasi. Ada hal lain juga yang bias membuat mereka bahagia. Kadar yang sama, namun dalam bentuk yang berbeda. Bukan harta yang menjadi acuan kebahagiaan seseorang. Melainkan bagaimana cara orang itu menata hatinya untuk mensyukuri nikmat Tuhan.”
Aku jadi ingat dengan kata yang sering aku ucapkan dan aku ikhrarkan pada diriku, yang selalu menguatkanku saat aku merasa iri pada yang lain. “Sesungguhnya Tuhan begitu adil. Saat 1 kebahagian Ia ambil, maka Ia akan menggantinya dengan bahagia yang lain. Sesungguhnya Tuhan begitu adil, saat sekarang aku merasa sulit, maka Tuhan akan menudahkan aku nanti”. Pada dasarnya aku hanya tidak tahu masa sulit sesorang, dan hanya melihat kebahagiaan mereka. Sedangkan aku hanya melihat kesulitaku dan melupakan kebahagiaan yang telah Tuhan beri. Hal itulah yang membuatku iri. Maka aku harus segera bangun, dan sadar, bahwa Tuhan akan memberiku bahagia lagi nanti. J

6 komentar:

dunia kecil indi mengatakan...

nice post. keep writing ya :)

Unknown mengatakan...

makasih kakak.. :)

Yudy Ananda mengatakan...

subhanallah :) masih kecil sudah pandai bersyukur keren tuh, saya kagum sama kamu, klo boleh saya saranin sebelum publish posting harap dilihat dulu kalo2 ada tulisan yang slaha ejaan atau kurang pas :) biar tambah mantabz

Unknown mengatakan...

@ananda : makasih kak.hehehe jadi malu. :) yupzt.. iyah padahal tadi'na uda aq cek, ternyata ada yang masih salah juga. maksih saran'na moga d'next post gk ad yg salah ketik lagi deh.hehehehe

Melihat Dengan Hati mengatakan...

saya jadi kagum..saya aja yang udah tua renta (lebai dikit hehehe) kurang bisa bersyukur..semangat ya nulisnya...^_^ sedikit masukan..akan lebih bagus diberi spasi biar yang baca kian bisa menikmati..sukses...^_^

Unknown mengatakan...

@Melihat dengan Hati : makasih kakak. atas masukan dan kunjungan'na.. :)
spasi antar paragraf yah kak maksud'na.. okeh deh, next post smoga uda lebi enak lagi posting'na.. :D