Tisya's friends

Jumat, 30 November 2012

Wanita Brengsek


Aku tahu aku bukan wanita sempurna dan aku juga merasa mungkin aku adalah wanita Brengsek! Iya, kadang aku membenci diriku. Hanya benci ketika aku tahu betapa tidak bergunanya aku hari ini, hari kemarin, dan kemarinnya lagi. Aku tak bilag aku jadi Brengsek dan tak berguna esok hari. Karna Tuhan menutup esok dengan misteri. Karna hanya ku dapati diriku yang tak sedang melakukan hal yang berguna hari ini, hari kemarin dan kemarinnya lagi.

Dan semakin ku rasa Brengsekku saat aku tahu bahwa aku melakukan semua hal yang aku mau begitu saja,semauku –ya kalau aku mau, kalau aku tidak mau?-  lalu aku dengan enaknya ingin semua yang aku inginkan tercapai. Hey?? Hukum dari mana itu?? Kau tak mau melakukan hal maksimal, semaksimal orang lain. Tapi kau seenaknya ingin ini dan itu sekejap mata ada.

Aku wanita brengsek yang ingin adanya lelaki idaman tampan, kaya, dan soleh. Hahahaha itu mimpi disiang bolong. Mereka bilang aku harus percaya dan berusaha untuk mendapatkan apa yang aku inginkan. Lalu aku hanya punya modal semangat yang terkadang ada di ujung langit dan terkadang ada dasar bumi. Dan juga aku punya kepercayaan dengan apa yang aku percaya saja. Apa itu cukup untuk aku mendapatkan keinginanku?

Wanita-wanita brengsek pun manusia. Mereka brhasrat dan merasa punya mimpi. Tapi tak pernah begitu jelas apa mimpi itu?? Kau ingin tahu mimpi wanita brengsek?? Maka jadilah wanita Brengsek sepertiku, kemudian tanyalah pada dirimu apa yang jadi impianmu?? Dan kau akan tahu jawabannya.

Kucing Vs Kupu-kupu


Aku tidak cantik!
Aku itu jelek,
nakal,
malas,
menyebalkan,
dan
suka ngelantur.
Jika aku bernegosiasi dengan Tuhan,
maka aku akan berkata,
“Tuhan, aku ingin menjadi Kupu-kupu atau Burung saja.
Agar aku bisa terbang kemana yang aku suka”
Mungkin Tuhan hanya diam dan tersenyum
Lalu tiba saat aku tiba dibumi ternyata Tuhan menjadikan aku seekor kucing.
Tuhan berkata,
“Kau lebih cocok jadi Kucing pemalas,
yang suka berjalan tak tau arah,
lalu carilah sesuatu yang kau suka”.
Sebagai makhluknya aku hanya harus percaya bahwa
Tuhan memberi yang kita butuhkan dan bukan yang kita inginkan.