Tisya's friends

Kamis, 25 Agustus 2016

Mendeskripsikan tentang aku. Aku bahkan tak begitu memahami diriku sendiri. Dia bilang aku freak. Bukan. Ada 2 orang yang mengatakan hal itu kepadaku. Dan yang kedua aku sudah merasa biasa. Pertama bagai dihantam wrecking ball, rasanya benar2 remuk. Tidak, orang yang mengatakan hal itu untuk pertama kalinya bukanlah siapa2, aku bahkan tak mengenalnya. Tapi aku suka orang yang jujur. Hanya ada 2 orang yang benar berterus terang mengkritikku dengan tajam. Teriris? Iya. Tapi bukan berarti aku membenci mereka, aku justru mengagumi nya.
-----###-----
Tetiba aku menemukan diriku sedang menangis sesenggukan. Aku tak pernah melihat diriku selemah itu sebelumnya. Menangisi keadaan adalah hal yang paling aku benci. Hanya dalam beberapa detik aku menyadari kekeliruan ini. Kemudian aku segera berdiri, menghapus air mata, menutupnya dengan butiran halus bedak tabur, mengoles bibir dengan gincu merah jambu. Sekejap memandang diriku ke cermin dan tersenyum. Aku harus menguatkan hatiku, bagaimana pun aku, aku harus tetap melanjutkan hidupku. Hingga nanti sesorang menemukan ku, menggenggam ku untuk berjalan bersama menyempurnakan segalanya.

Senin, 06 Juni 2016

Cerita hantu hari ini : akhir2 ini aku menempati sebuah rumah besar disebuah gang. Di pojokan jalan ada cafe baru, setiap kali lewat sebenernya pingin mampir, tapi belum ada waktu. Suatu hari Clara mengajak ku pergi kesana, bersama pacar. Sebuah cafe yg sangat dekat dengan palang lintas kereta api. Aq pikir qt mungkin akan tersambar kereta, tapi untunglah tidak. 😁

Sepulang dari cafe aku mengajakmu (pacar) pergi ke tempat ku (rumah besar yg sering aq tempati). Aku menggandeng mu, aku suka menggenggam jari2 besar mu yg cuma cukup aku genggam jari kelingking, manis, dan tengah. Kamu cukup mengerti dan membalas genggamanku.

Bergandengan menyusuri lorong, kita berhenti disebuah kamar mandi tua, dengan bak air besar, dan apa bila aku naik bibir bak air itu tinggi temboknya pas sedadaku. Aku bilang biasa nya aku masuk rumah lewat sini, soalnya pintu utama dari rumah ini dijaga oleh anjing yang mengerikan. Aku mulai menaiki bibir bak mandi itu, kamu melihatku, kemudian aku menyadari ada yg salah dari kamar mandi ini. Sesaat aku buru2 turun. Km bertanya kenapa? Aq bilang aq tidak bisa masuk. Ekspresimu berubah, km marah. Kita bertengkar, aku bilang, Tidak ada celah untuk ku masuk ke rumah ini, jika aku memaksakan diri untuk memanjat aku akan terpeleset dan jatuh. Kamu tidak percaya dan semakin marah, katamu aku terlalu mengada2.

Beberapa orang datang karena pertengkaran kita, aku mencari pembenaran kepada salah seorang yang juga sering melakukan hal yang sama dengan ki untuk memasuki rumah ini. Dan Ia membenarkan, bak mandi ini tadinya sangat besar, tapi tiba2 jadi menyempit tidak seperti biasa nya. Rumah ini aneh, rumah ini berhantu, dan hantu rumah inilah yg melakukannya kata ku sambil meluapkan amarah. Saat aku mencari mu, kamu tidak ada, kamu hilang, dan aku sangat ketakutan.

Aku mencoba menelpon seorang teman yang biasa berinteraksi dengan hantu. Tetapi saat Ia mengangkat telponnya terdengar suara nya sangat berat, dan dibelakangnya ada suara2 aneh yang menakutkan. Sebelum aku mengatakan sesuatu, dia langsung mengatakan bahwa dia tak bisa membantuku. Aku tahu hantu rumah ini telah menyerangnya entah dengan alasan apa?

Aku semakin ketakutan. Entah dari mana? Seorang yang mengaku cenayang memberitahu ku bahwa kamu dan jiwamu telah di culik oleh penunggu rumah besar itu. Aku bertanya bagaimana caranya agar aku bisa membawamu kembali? Katanya sangat susah dan beresiko. Aku bilang apapun asal kamu kembali. Cenayang bilang, penunggu ingin jiwa digantikan jiwa, aku harus merelakan jiwa ku untuk bisa mengembalikan jiwa mu. Sesaat nafasku seolah terhenti, bukankah itu sama artinya aku tak bisa lagi bersama mu? Si cenayang tiba2 memberikan opsi lain, agar aku mengorbankan hujan. Tadinya aku pikir maksud dari mengorbankan hujan adalah tak akan ada lagi hujan datang sepanjang tahun, hanya ada kemarau yg berkepanjangan, bukan kah dengan begitu aku justru mengorbankan banyak orang? Tapi cenayang itu menjelaskan bahwa jika aku mengorbankan hujan, itu berarti aku akan mengalami sakit setiap kali hujan turun. Dan iya, aku langsung setuju. Tak butuh waktu lama kau kembali, tertidur disebuah kasur nyaman dan berselimutkan kain putih bersih.

Selasa, 05 April 2016

Next My Love Story

Tiba-tiba menyadari bahwa ternyata aku sudah lama tak menceritakan tentang kisah percintaanku. Iya kisah cintaku, barangkali ada yang sedikit ingin kepo tentang bagaimana kelanjutannya (entah siapa juga yang pingin kepo? hahaha).
Pertama aku harus mengklarifikasi bahwa aku telah memutuskan bahwa aku mengakhiri kisah tanpa ujungku bersama Detra. Berakhir mengecewakan ternyata, karena aku mengakhirinya begitu saja. Begitu saja aku merasa terlalu lelah, mungkin teramat terlambat sampai pada akhirnya ada sesorang yang dengan baiknya menohokku mengatakan you have a big hole in your heart, you are a perfecly liar. Dan mungkin memang dengan cara seperti itulah aku akhirnya bisa benar-benar waras untuk kemudian mencoba memberanikan diri melepas dan pelan-pelan membuka hati kembali.
Menemukan seseorang yang baru setelah kamu melepaskan orang yang too much you love itu susah, tapi tidak ada cara untuk  menyerah. Terkadang kau akan sadar bahwa Tuhan memberikan jalan-jalan yang aneh untuk mempertemukannya.
Aku pikir, aku harus mencari kesibukan lain agar aku tak terus saja terpaku pada masa lalu. Kemudian aku memilih teater sebagai pelarian, iya pelarian. hahahah Entah kenapa aku memilih teater sebagai pelarian? bisa jadi karena aku pikir aku mungkin bisa berperan menjadi apapun, menjadi sebuah topeng tanpa harus dituduh munafik. Dan disitulah aku berdiri. Didepan sebuah pintu rumah bertuliskan "Movie Studio" mengetuk pintu dan mengucap salam pada sekumpulan orang yang sama sekali tak aku kenal. Kata pertama yang meraka lontarkan setelah menjawab salamku adalah,"Nyari siapa mbak?" aku melempar senyumku dan dengan polosnya bilang bahwa aku mau ikut bergabung bersama mereka. Pak Doni yang sebelumnya sudah aku hubungi pun langsung mengerti dan mempersilahkan aku untuk masuk dan bergabung bersama mereka. Jujur saja aku pun juga belum pernah bertemu Pak Doni atau siapapun yang ada dalam ruangan itu. Jika kalian bertanya apakah aku pergi sendiri atau bersama seorang teman? Jawabannya adalah aku pergi sendiri, mencoba memberanikan diri mengambil jatah yang aku harap adalah kesenanganku.
Mencoba duduk melingkar bersama mereka, walaupun tidak bisa benar-benar dikatakan melingkar. Salah seorang dari mereka memperkenalkan diri sebagai ketua bernama Luluk, wanita chaby jurusan sastra indonesia murni di UM, yang ternyata juga seangkatan dengan aku. hihihi yey langsung berasa punya teman yang senasib seperjuangan. Kemudian dia memperkenalkan satu per satu anggota yang ada didalam ruangan itu, melemparkan senyumku kepada mereka semua. Selanjutnya kita memulai ritual diskusi ngalor-ngidul, kadang serius kadang becanda, kadang pak doni mencoba memancingku agar aku bersuara, ikut berpartisipasi didalamnya.
Setelah acara diskusi itu Luluk mengajakku ngobrol, tukar pin dan nomor hape, menjelaskan progress yang ingin dicapai dalam tahun ini. Luluk juga mengenalkan aku pada kakaknya, iya kakak kandungnya yang memang sedari tadi pun ikut duduk manis menyumbang argument dalam diskusi. Katanya dia juga se-Universitas sama aku, jujur saja aku lansung interest  apa lagi temanku juga banyak yang ada dijurusan Hukum. Mas-mas yang dari argumentnya aku tahu bahwa lelaki ini cukup kutu buku, atau punya pengetahuan yang cukup luas. Pada sepersekian detik saat Luluk mengatakan bahwa lelaki bernama Bagus itu adalah kakak kandungnya, tiba-tiba ada sesuatu yang berbisik mengatakan "Hei bagaimana reaksi luluk kalau suatu hari aku pacaran dengan kakaknya". Pertanyaan yang entah datang dari mana itu segera aku tampik, sekalipun senyuman kami masih mengudara satu sama lain. Aku pikir aku terlalu muluk, berandai sesuatu yang tidak mungkin dihari pertama kami bertemu dan saling melempar senyum. Selain itu ada perasaan yang masih tertingal, ada luka yang masih belum terobati, maka semua itu harus aku pendam terlebih dahulu. Tetapi lelaki dengan argument-argument yang bagiku berbobot itu selalu berhasil mencuri perhatianku, diam-diam mengaguminya begitu saja, tanpa ada pikiran lain.
Siapa yang sangka bahwa suatu hari lelaki itu mengatakan hal yang tak terduga. Mengakui bahwa dia jatuh hati pada pandangan pertama kepada gadis mungil yang tiba-tiba berdiri sendiri didepan pintu sambil melempar senyum. Mengagumi gadis mungil itu dalam diam, kemudian menampiknya karena masa lalu yang masih menghantui. Tuhan mempertemukan kami satu sama lain dalam keadaan yang sama, dalam luka yang hampir sama, sekalipun aku tahu lebih dalam dan lebar luka yang lelaki itu rasakan.
Tuhan memberikan tenggang waktu yang cukup lama hingga akhirnya kami bisa saling melempar senyum kembali, pelan-pelan menelan masa lalu, mencoba saling mengenal dan memahami dunia kami satu sama lain. Kemudian untuk kami saling melengkapi satu sama lain. iya, Tuhan benar-benar memberikan cara yang unik untuk kami berdua, bahwa angan itu bukan lagi angan semata.

Senin, 04 April 2016

Bahagia ku hilang bersama mereka

Beberapa hari yang lalu aku mengeluh ingin sekali menangis. Terlalu lama lupa bagaimana caranya menangis. Sakit dan perih seperti apa yang akan membuatku meneteskan air mata.
Tiba saatnya Tuhan mendengar ku. Tuhan mengambil apa yang selama ini menjadi hal bahagia ku. Mereka yang sebenarnya sedang dititipkan padaku sebagai amanah. Tuhan mengambilnya satu per satu dari ku. Berawal dari oscar si baby gecko, sapi si balita kucing, dan terakhir (aku benar2 berharap ini yang terakhir) si cantik jelly kucing presmed. Seketika bahagia ku hilang, jujur saja aku malu, terlalu memalukan ketika menyadari bahwa aku tak becus menjaga amanah dari orang2 yang menaruh kepercayaan mereka pada ku.
Hanya kata maaf yang mampu terucap dan penyesalan yang mendalam karena tak mampu bertanggung jawab atas amanah yang di berikan. Berharap mampu memaafkan. :'(

Selasa, 29 Maret 2016

manusia adalah makhluk dimana ia diharuskan merangkai potongan puzzle yang dibuat oleh Tuhan untuk disebut sebagai takdir.


lahir dan tumbuh dalam sebuah pertanyaan-pertanyaan yang tak pernah terhenti, seolah hidup hanya untuk menjawab semua pertanyaan itu.

Senin, 15 Februari 2016

PERMEN

Sejenak menuangkan rasa. Mumpung ada laptop nganggur, mumpung gak ada yang bisa diajak diskusi atau bicara. Jadi biarlah tulisan yang selalu jadi penyelamat rasa.

Entah aku harus memulai dari mana? Hari-hari yang bagiku selalu lucu walau terasa sakit pada rongga dalam dada. Sepertinya aku sedikit amnesia tentang ada apa saja dibalik rusuk-rusuk-ku hahaha. Aku sering menyebutnya dengan "bermain dengan Tuhan". Tapi sepertinya akan lebih tepat kalo aku membahas judulku.

"Permen".

Aku baru saja menemukan kata itu sebagai pengganti kalimat yang tepat ketika aku sedang pelan-pelan mengambil dan melepaskan nafas ketika aku merasakan sakit yang seperti teriris-iris didalam rongga dadaku.

Kenapa "Permen"?
Karena saat aku pelan-pelan mengambil nafas beratku lalu menghembuskannya dan perlahan pula senyumku mulai mengembang. Bagiku itu seperti aku yang sedang menikmati permen mint didalam mulutku, rasa dingin dan segar ketika aku mencoba mengambil nafas membuatku tersenyum pelan. Menelan rasa pahit sedikit-sedikit namun secara pasti aku membuatnya terasa longgar ditenggorokan. Benar-benar seperti sedang menulum permen dan aku menikmatinya. hihihi

Sabtu, 06 Februari 2016

Entahlah, ini mungkin semacam chemisty antara aku dan Tuhan. Aku selalu berkhayal tentang sesuatu yang indah, tapi aku tahu Tuhan tidak akan mengamini khayalan indah itu. Sekalipun rencana itu aku tahu sudah matang di depan mata. Tapi, betapa aku tahu Tuhan punya banyak celah untuk menghapus khayalan indah ku begitu saja.
Entahlah, mungkin karena sudah hafal dengan cara Tuhan saat bermain dengan ku. Aku kecewa dan aku tersenyum. Kemudian aku berusaha mencari celah Tuhan agar aku dapat tetap menjalankan khayalan indah ku. Tapi tentu saja, Tuhan lebih lebih dari segalanya. Dan yuhuuu, selamat kecewa untuk kedua kali. Hahaha

Selasa, 19 Januari 2016

Tersenyum dalam kesendirian

Aku sedang mencoba menikmati diri ku. Membuatnya senyaman mungkin. Mendengarkan musik sambil sesekali mencoba menterjemahkan liriknya. Sampai pada aku menemukan sebuah lirik tentang kebebasan seekor burung.
Ah, tiba2 ingatan ku meluncur pada aku beberapa tahun yang lalu. Berjalan sendiri di sebuah trotoar kecil di dalam kampus. Di siang yang panas dimana anak2 bahkan malas untuk keluar. Mencoba merentangkan tangan. Menelan rasa getir kesendirian kemudian menggantinya dengan senyuman. "Yes, I'm a bird n I'm free" kataku. Terkadang dengan begitu aku bisa menemukan diriku tersenyum agak banyak atau mungkin sesekali menjerit kecil untuk menuangkan rasa. Terkadang menjadi sedikit gila itu menyenangkan.
I miss you aku, yang selalu bermimpi menjadi seekor burung mungil. :D