Tears
Pantas tidak aku menagis?? Pantas tidak aku menyesal? Apa ini disebut penyesalan?? Bukan. Rasanya sakit. Seperti ada sebuah kebencian yang mengiris hati. Menusuknya dengan begitu kejam. Pantaskah aku menitikkan air mata? Untuk apa?? Untuk menandai betapa merananya aku?? Siapa yang akan melihat? Siapa yang akan perduli padaku?? Walau aku menangis, apa yang akan terjadi? Apa merubah sesuatu dalam hidupku? Apa dengan menangis, lalu aku akan menjadi bahagia??? Lalu untuk apa aku menangis? Menangis untuk hal semacam apa?? Untuk rasa sakit?? Sebegitu sakitnyakah sampai air mataku harus jatuh?? Tidak hanya sakit. Tapi juga nyesakkan. Apa aku orang paling menderita didunia hingga aku harus mengeluh?? Siapayang peduli? Siapa juga yang mau mendengar keluhku? Tidak ada. Aku hanya harus selalu menjalani hidupku. Seberapapun sakitnya.
-----
Rain
Aku hanya sedang berjalan menuju kampus seperti biasa. Namun aku membawa sebuah kebencian bersamaku. Sepanjang jalan aku seringkali mengutuk diriku sendiri, betapa tidak bergunanya aku. Betapa malangnya aku, dan betapa tidak berdayanya aku. Aku terus saja mencaci diriku. Lalu hujanpun mulai turun rintik. Aku diam saja, hanya mencoba menutupi tas kecilku dengan tangan agar isinya tidak basah. Hujan belum membantuku melunturkan rasa benci dalam diriku. Aku baru saja mau menyebrang jalan, saat aku melihat seseorang yang jauh dibelakangku. Dia berjalan tertatih dengan tongkatnya. Dan kali ini hujan menyadarkanku. Betapa beruntungnya aku yang masih bisa berlari saat hujan mulai membasahi bajuku, aku akan segera mencari tempat berteduh, setidaknya aku bisa membuka payungku agar hujan tak begitu membasahiku. Tapi dia? Dia, sesorang yang berjalan dibelakangku, dia tak bisa berlari untuk sekedar mencari tempat berteduh. Yang dapat ia lakukan hanya berusaha mengangkat tongkatnya lebih tinggi agar dia bisa mengambil langkah lebih lebar, tanpa dapat ia menghindari hujan. Akankah dia juga akan mencaci dirinya seumur hidupnya karena penderitaannya seperti yang aku lakukan? Saat itu hatiku berkata, bahwa jika saja aku dapat membuka mataku lebih lebar, aku akan tahu bahwa aku bukanlah satu-satunya orang yang paling menderita didunia ini. Bahkan rasa menderita yang aku rasakan hanya seujung kuku apa yang mereka derita.