Tisya's friends

Selasa, 31 Maret 2015

Berteman dengan Hantu Anak Laki2

Hari ini aku berteman dengan hantu anak laki2. Di sebuah rumah tua yang lama tak di huni. Rumah dengan cat tembok warna dominan biru dan cat pintu berwarna warni.
Entah kekuatan dari mana? Tubuhku ringan berjalan begitu saja melewati pintu pintu rumah dan lorong lorong tanpa aku harus melangkahkan kaki.
Mataku sempat melihat ada 2 tangga kecil dan sempit di sebelah kanan dan kiri. Tubuhku menaiki tangga yang berada di sebelah kiri. Disana ada sebuah kamar dengan tembok full dengan cat biru. Kamar dengan sebuah kasur yang cukup untuk dipakai oleh dua orang.
Tubuh dan mata ku mencoba untuk mengamati tiap sudut dari kamar tersebut. Tapi suara anak laki2 yang entah dari mana datangnya menyuruhku berjalan ke salah satu sudut kiri ruangan. Ada sebuah pintu darurat kecil menuju ke atap. Aku yang ragu, tiba2 saja tubuhku terangkat dan mendekati pintu itu. Sebelum tubuhku keluar dari dalam kamar, suara anak itu terdengar lagi. Semacam ada keraguan aku mengucapkan terima kasih, dia mengatakan agar aku mengunjunginya lagi, aku setuju.
-------------------
Aku sudah berada di depan rumah itu. Rumah dengan cat tembok warna dominan biru, dengan pintu yang terkunci rapat. Tak ada seorangpun yang dapat membuka pintu pintu itu.
Aku berdiri di depan pintu, mengangkat tangan kananku mencoba untuk mengetuk. Tapi sebelum tanganku menyentuh pintu, tiba2 pintu itu terbuka. Aku berjalan masuk, melewati pintu2 dan lorong yang sama seperti waktu itu. Pintu2 yang terbuka tanpa aku sentuh.
Sekali lagi aku menemukan dua tangga kecil dan sempit di sebelah kanan dan kiri. Aku lupa. Akankah aku harus menaiki tangga kanan atau kiri. Lalu aku mencoba memilih tangga kanan. Ada rasa seram dan takut ketika aku mulai melihat pintu dari kamar itu. Aku tahu ada yang salah. Aku memutar badanku dan kembali menuruni tangga, dan memilih untuk menaiki tangga sebelah kiri. Sebelum mataku menemukan pintu kamar, mataku terpejam menghadap tembok berwarna biru itu. Mulutku berucap bahwa aku kembali, menepati janji. Aku mendengar suaranya, suara anak laki2 itu. Dia bertanya apakah aku mau menjadi temannya? Mataku terbuka, didepanku ada sebuah cermin, bukan memantulkan bayanganku tapi ada sesosok disana, tengkorak yang dibalut jaket berwarna merah dengan pinggiran berwarna putih. Aku melihat mata cukungnya yg gelap dan ada titik2 seperti api di tengah kedua matanya. Aku mendengarnya berbicara,"inilah aku, maukah kau berteman dengan ku?" Aku tersenyum dan berkata,"iya". Pelan2 tubuhku tertarik menjauh dari cermin itu namun aku masih dapat melihat perubahan pada dirinya yang mulai terlihat utuh seperti anak2 dengan kulit bersih dan senyum yang manis, sampai akhirnya aku terlempar keluar dari rumah itu.

AG310315

1 komentar:

Ace Maxs mengatakan...

menarik sekali postingannya, makasih banyak..