Aku suka novel
Perahu Kertas, tapi aku tidak suka peran Keenan. Aku tahu Tuhan memang
memberikan jodohnya lewat banyak hal yang justru mungkin pada saat yang sama
sekali tidak kita duga. Tapi dilihat dari segi manapun aku tidak suka peran
Keenan yang merebut Kugi dari kekasihnya, tunangannya. Mereka bilang Keenan dan
Kugi itu jodoh, dan mereka bilang itu so sweet. Tapi coba kamu bayangkan
bagaimana rasanya menjadi Kugi? Aku rasa jika itu aku, ada banyak hal yang aku
rasakan, sedih, kecewa, rasa bersalah, dan bahagia karena aku tahu aku temukan
cinta sejatiku, cinta yang selama ini aku tunggu.
Beda Kugi, beda Aku. Mungkin aku dan Kugi punya
sedikit kemiripan. Ada orang yang tiba-tiba datang ditengah kehidupanku. Mencuri
aku dari kekasihku yang amat aku cinta. Beda Kugi, beda Aku. Perahu Kertas
punya cerita yang ending-nya bisa kita baca, tapi aku?? Aku tidak tahu bagaimana
ending-ku? Beda Kugi, beda Aku. Kugi akhirnya bahagia walau kami (Aku
dan Kugi) sama-sama merasa bersalah, tapi saat ini aku sama sekali belum
menemukan rasa bahagia bersama orang yang mencuriku dari kekasihku.
Satu-satunya hal yang selalu menguatkanku adalah saat kekasihku mencoba
tersenyum padaku, tetap berada disampingku, dan mendukungku.
Kalian bertanya? Bagaimana bisa ada orang yang bisa
mencuriku dari kekasihku? Padahal aku tak mencintainya. Padahal aku masih
sangat-sangat sayang pada kekasihku. Coba kita lihat sisi lain dari cerita
lain. Kalian tahu cerita lama tentang Siti Nurbaya? Itu cerita terkenal, dan
aku adalah Siti Nurbaya di era 2000. Ini tahun 2012, dan aku benar-benar
dijodohkan. Lamaranku datang tepat pada tanggal 12.12.12 yang kata orang itu adalah
tanggal cantik, dengan bibir manyunku, tangan genggam geram, dan bibir yang
terus mengucapkan mantra yang baru aku pelajari dari teman-teman kost-ku “Jiancik!!
Jiancik!! Jiancik!!” Dalam hati aku tetap terus bertanya, “Kenapa aku
menikah sekarang? Dan kenapa aku harus menikah dengan orang yang “Who are you?
I don’t know you!! And seriously, I don’t
care what about you!!”
Aku tahu Tuhan mungkin punya rencana lain, dan aku
sedikit benci kaarena Tuhan menutupi rencana itu dengan mantra ajaibnya yang
bernama “Misteri”. Dan aku harap dibalik misteri itu aku masih dapat
memberikan sedikit atau beberapa atau banyak kebahagiaan untuk kekasihku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar