Saya rasa saya ingin mengeluh. Tapi saya tak ingin terlihat konyol dan alay seperti orang pada kebanyakan yang harus setiap saat mencurahkan isi hati dan pikirannya ke dalam sosial media mereka. Atau foto selfi dengan caption motivasi yang bagiku enggak banget. Tapi entahlah jika suatu saat saya berubah pikiran dan melakukan hal itu.
Saya rasa, saya mulai menjadi introvert. Kemudian terjadi hal yang membuatku sakit sendiri. Walaupun sebenarnya gak mau sakit, seringkali hanya butuh mengambil nafas panjang dan mengikhlaskan segalanya. "Hello, all is well" 😁 karena terkadang saya merasa curhat kepada orang lain pun tak akan membuahkan hasil yg baik.
Saya rasa, saya benci terlihat lemah dimata orang lain. I will do all by my self, tapi kalau ada yang mau membantuku saya tidak menolak 😊 (bukan bilang membantu tapi malah menyerahkan kepada orang lain)
Saya rasa, hari ini saya cukup mencapai batas untuk memendam rasa. Saya butuh pelampiasan. Dengan menulis, saya merasa lebih baik.
Terimakasih 😊
LuphTyc
This is my world.. a littel world.. sedikit dari kisahku, hidupku, keluagaku, sahabatku, diriku, perjalanan ku, kisah cintaku, yang mungkin dapat aku tuangkan dalam tulisan. semoga bermanfaat.. and.. WELCOME IN MY BLOG.. ^^
Tisya's friends
Rabu, 22 November 2017
Rabu, 27 September 2017
Ketika hak kita ditiadakan. Dia benar, bahwa itu berati kita tidak dimanusiakan.
Soal bahasa indonesia semuanya benar. Jawaban A benar dari dengan menonjolkan faktor X.
Jawaban B benar dengan menyodorkan faktor Y.
Jawaban C pun benar dengan bukti faktor Z.
Tapi jawaban A, B, dan C lupa bahwa ada faktor lain yang sebenarnya mereka tiadakan, sehingga membuat mereka semua benar dari sisi2 mereka.
Kamu mungkin sudah terbiasa menjadi kaum mayoritas, lalu kamu seolah selalu menang dalam segala hal. Melupakan suara dari kaum minoritas. Menganggap minoritas adalah sebuah kesalahan fatal.
Ingatlah, bahwa jarum kecil pun mampu membuatmu kesakitan dan berdarah walaupun dia sendirian.
Senin, 25 September 2017
Tidak mengeluh bukan berarti tak ada beban masalah. Bukan juga berarti tidak ada satu hal pun yang ada dalam pikirannya.
Masalah besar atau kecil itu relatif. Tergantung pada bagaimana pikiran kita terbentuk. Tergantung bagaimana kita menyikapi. Beban berat bagiku mungkin ringan bagimu, beban ringan bagiku mungkin belum tentu mampu kamu hadapi.
Asal ingat aja, bahwa Tuhan tidak akan memberikan beban melebihi kemampuan kita. Menangislah sesaat hanya untuk instropeksi pada kesalahan di diri kita, kemudian tersenyumlah, ingat bahwa Tuhan masih bersama kita.
#tyc
Kamis, 25 Agustus 2016
-----###-----
Tetiba aku menemukan diriku sedang menangis sesenggukan. Aku tak pernah melihat diriku selemah itu sebelumnya. Menangisi keadaan adalah hal yang paling aku benci. Hanya dalam beberapa detik aku menyadari kekeliruan ini. Kemudian aku segera berdiri, menghapus air mata, menutupnya dengan butiran halus bedak tabur, mengoles bibir dengan gincu merah jambu. Sekejap memandang diriku ke cermin dan tersenyum. Aku harus menguatkan hatiku, bagaimana pun aku, aku harus tetap melanjutkan hidupku. Hingga nanti sesorang menemukan ku, menggenggam ku untuk berjalan bersama menyempurnakan segalanya.
Senin, 06 Juni 2016
Sepulang dari cafe aku mengajakmu (pacar) pergi ke tempat ku (rumah besar yg sering aq tempati). Aku menggandeng mu, aku suka menggenggam jari2 besar mu yg cuma cukup aku genggam jari kelingking, manis, dan tengah. Kamu cukup mengerti dan membalas genggamanku.
Bergandengan menyusuri lorong, kita berhenti disebuah kamar mandi tua, dengan bak air besar, dan apa bila aku naik bibir bak air itu tinggi temboknya pas sedadaku. Aku bilang biasa nya aku masuk rumah lewat sini, soalnya pintu utama dari rumah ini dijaga oleh anjing yang mengerikan. Aku mulai menaiki bibir bak mandi itu, kamu melihatku, kemudian aku menyadari ada yg salah dari kamar mandi ini. Sesaat aku buru2 turun. Km bertanya kenapa? Aq bilang aq tidak bisa masuk. Ekspresimu berubah, km marah. Kita bertengkar, aku bilang, Tidak ada celah untuk ku masuk ke rumah ini, jika aku memaksakan diri untuk memanjat aku akan terpeleset dan jatuh. Kamu tidak percaya dan semakin marah, katamu aku terlalu mengada2.
Beberapa orang datang karena pertengkaran kita, aku mencari pembenaran kepada salah seorang yang juga sering melakukan hal yang sama dengan ki untuk memasuki rumah ini. Dan Ia membenarkan, bak mandi ini tadinya sangat besar, tapi tiba2 jadi menyempit tidak seperti biasa nya. Rumah ini aneh, rumah ini berhantu, dan hantu rumah inilah yg melakukannya kata ku sambil meluapkan amarah. Saat aku mencari mu, kamu tidak ada, kamu hilang, dan aku sangat ketakutan.
Aku mencoba menelpon seorang teman yang biasa berinteraksi dengan hantu. Tetapi saat Ia mengangkat telponnya terdengar suara nya sangat berat, dan dibelakangnya ada suara2 aneh yang menakutkan. Sebelum aku mengatakan sesuatu, dia langsung mengatakan bahwa dia tak bisa membantuku. Aku tahu hantu rumah ini telah menyerangnya entah dengan alasan apa?
Aku semakin ketakutan. Entah dari mana? Seorang yang mengaku cenayang memberitahu ku bahwa kamu dan jiwamu telah di culik oleh penunggu rumah besar itu. Aku bertanya bagaimana caranya agar aku bisa membawamu kembali? Katanya sangat susah dan beresiko. Aku bilang apapun asal kamu kembali. Cenayang bilang, penunggu ingin jiwa digantikan jiwa, aku harus merelakan jiwa ku untuk bisa mengembalikan jiwa mu. Sesaat nafasku seolah terhenti, bukankah itu sama artinya aku tak bisa lagi bersama mu? Si cenayang tiba2 memberikan opsi lain, agar aku mengorbankan hujan. Tadinya aku pikir maksud dari mengorbankan hujan adalah tak akan ada lagi hujan datang sepanjang tahun, hanya ada kemarau yg berkepanjangan, bukan kah dengan begitu aku justru mengorbankan banyak orang? Tapi cenayang itu menjelaskan bahwa jika aku mengorbankan hujan, itu berarti aku akan mengalami sakit setiap kali hujan turun. Dan iya, aku langsung setuju. Tak butuh waktu lama kau kembali, tertidur disebuah kasur nyaman dan berselimutkan kain putih bersih.
Selasa, 05 April 2016
Next My Love Story
Pertama aku harus mengklarifikasi bahwa aku telah memutuskan bahwa aku mengakhiri kisah tanpa ujungku bersama Detra. Berakhir mengecewakan ternyata, karena aku mengakhirinya begitu saja. Begitu saja aku merasa terlalu lelah, mungkin teramat terlambat sampai pada akhirnya ada sesorang yang dengan baiknya menohokku mengatakan you have a big hole in your heart, you are a perfecly liar. Dan mungkin memang dengan cara seperti itulah aku akhirnya bisa benar-benar waras untuk kemudian mencoba memberanikan diri melepas dan pelan-pelan membuka hati kembali.
Menemukan seseorang yang baru setelah kamu melepaskan orang yang too much you love itu susah, tapi tidak ada cara untuk menyerah. Terkadang kau akan sadar bahwa Tuhan memberikan jalan-jalan yang aneh untuk mempertemukannya.
Aku pikir, aku harus mencari kesibukan lain agar aku tak terus saja terpaku pada masa lalu. Kemudian aku memilih teater sebagai pelarian, iya pelarian. hahahah Entah kenapa aku memilih teater sebagai pelarian? bisa jadi karena aku pikir aku mungkin bisa berperan menjadi apapun, menjadi sebuah topeng tanpa harus dituduh munafik. Dan disitulah aku berdiri. Didepan sebuah pintu rumah bertuliskan "Movie Studio" mengetuk pintu dan mengucap salam pada sekumpulan orang yang sama sekali tak aku kenal. Kata pertama yang meraka lontarkan setelah menjawab salamku adalah,"Nyari siapa mbak?" aku melempar senyumku dan dengan polosnya bilang bahwa aku mau ikut bergabung bersama mereka. Pak Doni yang sebelumnya sudah aku hubungi pun langsung mengerti dan mempersilahkan aku untuk masuk dan bergabung bersama mereka. Jujur saja aku pun juga belum pernah bertemu Pak Doni atau siapapun yang ada dalam ruangan itu. Jika kalian bertanya apakah aku pergi sendiri atau bersama seorang teman? Jawabannya adalah aku pergi sendiri, mencoba memberanikan diri mengambil jatah yang aku harap adalah kesenanganku.
Mencoba duduk melingkar bersama mereka, walaupun tidak bisa benar-benar dikatakan melingkar. Salah seorang dari mereka memperkenalkan diri sebagai ketua bernama Luluk, wanita chaby jurusan sastra indonesia murni di UM, yang ternyata juga seangkatan dengan aku. hihihi yey langsung berasa punya teman yang senasib seperjuangan. Kemudian dia memperkenalkan satu per satu anggota yang ada didalam ruangan itu, melemparkan senyumku kepada mereka semua. Selanjutnya kita memulai ritual diskusi ngalor-ngidul, kadang serius kadang becanda, kadang pak doni mencoba memancingku agar aku bersuara, ikut berpartisipasi didalamnya.
Setelah acara diskusi itu Luluk mengajakku ngobrol, tukar pin dan nomor hape, menjelaskan progress yang ingin dicapai dalam tahun ini. Luluk juga mengenalkan aku pada kakaknya, iya kakak kandungnya yang memang sedari tadi pun ikut duduk manis menyumbang argument dalam diskusi. Katanya dia juga se-Universitas sama aku, jujur saja aku lansung interest apa lagi temanku juga banyak yang ada dijurusan Hukum. Mas-mas yang dari argumentnya aku tahu bahwa lelaki ini cukup kutu buku, atau punya pengetahuan yang cukup luas. Pada sepersekian detik saat Luluk mengatakan bahwa lelaki bernama Bagus itu adalah kakak kandungnya, tiba-tiba ada sesuatu yang berbisik mengatakan "Hei bagaimana reaksi luluk kalau suatu hari aku pacaran dengan kakaknya". Pertanyaan yang entah datang dari mana itu segera aku tampik, sekalipun senyuman kami masih mengudara satu sama lain. Aku pikir aku terlalu muluk, berandai sesuatu yang tidak mungkin dihari pertama kami bertemu dan saling melempar senyum. Selain itu ada perasaan yang masih tertingal, ada luka yang masih belum terobati, maka semua itu harus aku pendam terlebih dahulu. Tetapi lelaki dengan argument-argument yang bagiku berbobot itu selalu berhasil mencuri perhatianku, diam-diam mengaguminya begitu saja, tanpa ada pikiran lain.
Siapa yang sangka bahwa suatu hari lelaki itu mengatakan hal yang tak terduga. Mengakui bahwa dia jatuh hati pada pandangan pertama kepada gadis mungil yang tiba-tiba berdiri sendiri didepan pintu sambil melempar senyum. Mengagumi gadis mungil itu dalam diam, kemudian menampiknya karena masa lalu yang masih menghantui. Tuhan mempertemukan kami satu sama lain dalam keadaan yang sama, dalam luka yang hampir sama, sekalipun aku tahu lebih dalam dan lebar luka yang lelaki itu rasakan.
Tuhan memberikan tenggang waktu yang cukup lama hingga akhirnya kami bisa saling melempar senyum kembali, pelan-pelan menelan masa lalu, mencoba saling mengenal dan memahami dunia kami satu sama lain. Kemudian untuk kami saling melengkapi satu sama lain. iya, Tuhan benar-benar memberikan cara yang unik untuk kami berdua, bahwa angan itu bukan lagi angan semata.
Senin, 04 April 2016
Bahagia ku hilang bersama mereka
Tiba saatnya Tuhan mendengar ku. Tuhan mengambil apa yang selama ini menjadi hal bahagia ku. Mereka yang sebenarnya sedang dititipkan padaku sebagai amanah. Tuhan mengambilnya satu per satu dari ku. Berawal dari oscar si baby gecko, sapi si balita kucing, dan terakhir (aku benar2 berharap ini yang terakhir) si cantik jelly kucing presmed. Seketika bahagia ku hilang, jujur saja aku malu, terlalu memalukan ketika menyadari bahwa aku tak becus menjaga amanah dari orang2 yang menaruh kepercayaan mereka pada ku.
Hanya kata maaf yang mampu terucap dan penyesalan yang mendalam karena tak mampu bertanggung jawab atas amanah yang di berikan. Berharap mampu memaafkan. :'(