Dia adalah lelaki yang sederhana.
Lelaki yang dulu aku kenal selalu mengayuh sepeda pulang dan pergi ke sekolah.
Lelaki yang mencintai wanitanya dengan mendalam sebagai wanita pertamanya.
Lelaki yang mau menyerahkan segala yang diinginkan wanita itu sekuat dia mampu.
Lelaki yang selalu mencoba bertahan agar wanitanya tidak melepaskannya.
Lelaki itu yang tengah mencoba
tersenyum dihadapan kami. Lelaki yang tengah aku lihat mengendarai motornya
dengan sangat kencang. Aku tahu dia sedang mencoba menahan rasa. Atau mungkin
mencoba mematikan rasa, setidaknya untuk sementara waktu.
Lelaki itu yang tengah mencoba
tersenyum (kembali) dihadapan kami. Mengenggam tangannya yang kram dan sedingin
es. Mencoba tersenyum dengan bibir bergetar. Ada sesuatu yang tidak bisa dia
tutupi dari kami.
Langkahnya yang tetap ia
tegakkan, pandangannya yang lurus, senyumannya yang masih bergetar, hembusan
nafasnya yang berat, tangannya yang masih sedingin es, kakinya yang bergoyang.
Aku tidak bisa menggambarkan
rasanya menjadi dia. Menjadi dia yang melihat wanitanya sedang tersenyum renyah
kepada setiap orang yang datang.
Aku tidak bisa menggambarkan
rasanya menjadi dia. Menjadi dia yang melihat wanitanya kini sedang dipoles
dengan taburan bedak, gincu, pemerah pipi, hitam-hitam dimata, dan segala
aksesoris yang memberatkan kepalanya.
Aku tidak bisa menggambarkan
rasanya menjadi dia. Ketika lelaki berjas itu menghampiri kami dan menyalami
kami satu persatu. Aku tahu lelaki berjas itu sedang menyembunyikan sesuatu.
Mungkin menyembunyikan rasa. Entah rasa yang seperti apa yang ia sembunyikan?
Lelaki berjas itu lebih banyak bertanya pada lelaki yang banyak mencoba
tersenyum itu.
Aku tidak bisa menggambarkan
rasanya menjadi dia. Aku tidak bisa menggambarkan menjadi wanita itu. Aku tidak
bisa menggambarkan menjadi lelaki berjas itu. Ketika dia menjabat tangan
wanitanya begitu lama dan berkata lirih kepada wanita itu.
Dia adalah teman lelakiku. Adalah
benar-benar teman dengan jenis kelamin laki-laki. Adalah seorang yang tangguh. Adalah
seorang pejuang cinta. Adalah seseorang yang akan menemukan wanitanya lagi.
Wanita terakhirnya.