Tisya's friends

Senin, 15 Februari 2016

PERMEN

Sejenak menuangkan rasa. Mumpung ada laptop nganggur, mumpung gak ada yang bisa diajak diskusi atau bicara. Jadi biarlah tulisan yang selalu jadi penyelamat rasa.

Entah aku harus memulai dari mana? Hari-hari yang bagiku selalu lucu walau terasa sakit pada rongga dalam dada. Sepertinya aku sedikit amnesia tentang ada apa saja dibalik rusuk-rusuk-ku hahaha. Aku sering menyebutnya dengan "bermain dengan Tuhan". Tapi sepertinya akan lebih tepat kalo aku membahas judulku.

"Permen".

Aku baru saja menemukan kata itu sebagai pengganti kalimat yang tepat ketika aku sedang pelan-pelan mengambil dan melepaskan nafas ketika aku merasakan sakit yang seperti teriris-iris didalam rongga dadaku.

Kenapa "Permen"?
Karena saat aku pelan-pelan mengambil nafas beratku lalu menghembuskannya dan perlahan pula senyumku mulai mengembang. Bagiku itu seperti aku yang sedang menikmati permen mint didalam mulutku, rasa dingin dan segar ketika aku mencoba mengambil nafas membuatku tersenyum pelan. Menelan rasa pahit sedikit-sedikit namun secara pasti aku membuatnya terasa longgar ditenggorokan. Benar-benar seperti sedang menulum permen dan aku menikmatinya. hihihi

Sabtu, 06 Februari 2016

Entahlah, ini mungkin semacam chemisty antara aku dan Tuhan. Aku selalu berkhayal tentang sesuatu yang indah, tapi aku tahu Tuhan tidak akan mengamini khayalan indah itu. Sekalipun rencana itu aku tahu sudah matang di depan mata. Tapi, betapa aku tahu Tuhan punya banyak celah untuk menghapus khayalan indah ku begitu saja.
Entahlah, mungkin karena sudah hafal dengan cara Tuhan saat bermain dengan ku. Aku kecewa dan aku tersenyum. Kemudian aku berusaha mencari celah Tuhan agar aku dapat tetap menjalankan khayalan indah ku. Tapi tentu saja, Tuhan lebih lebih dari segalanya. Dan yuhuuu, selamat kecewa untuk kedua kali. Hahaha