Tisya's friends

Rabu, 29 Januari 2014

New Beach in Malang

yup yup...
seorang teman dari group Komunitas Backpacker Malang Raya ada yang baru saja share tentang sebuah pantai tak berpenghuni dan belum diketahui namanya. 

berikut adalah komentar beliau tentang jalur menuju tempat tersebut :

>> rutenya persis menuju pantai kondang iwak,entar dari pantai kondang iwak,ikuti aja jln setapak yg mengarah ke barat dari pantai kondang iwak,entar jlnnya membelah hutan,jaraknya skitar 1km dri kondang iwak
>>  pakek motor jg bisa kok,jdi ksananya dpet mengunjungi 2 pantai,pantai kondang iwak dan pantai ini,sprti kata pepata:"sekali jalan dapat 2 pantai"..ok..sama2,met brpetualang.

dan ini adalah penampakan pantai tersebut yang diambil oleh empunya :)


Yes, I hope u read it

“Jangan diladenin, ntar kepikiran loh”

Aku rasa Tatha benar. Seharusnya aku tidak meladeni pertengkaranku dengan Kii. Beberapa saat setelah bertengkar sedikit banyak hal itu memang mengganggu pikiranku. Hahaha

Sebenarnya ada hal yang ingin aku tanyakan padanya, sayang dia selalu lebih mendahulukan esmosinya daripada memikirkan baik-baik perkataan orang lain. Dia merasa dirinyalah satu-satunya yang benar. Dan mungkin aku juga begitu. *wanita*

Mungkin aku yang pertama kali menyulut api, tetapi mungkin juga bukan? Aku tidak tahu pasti siapa yang bersalah? Atau bahkan mungkin semuanya salah. Ya aku rasa memang semuanya salah, karena sama-sama tersulut emosi.

Jujur saja ketika aku menulis.
”@k**r*m*dh*n* u calling2n with ma boy yes? Lma2 jealous jga. Hahaha” 
itu sama sekali bukan sebuah judging yang aku buat untukmu. Dan aku hanya menganggap hal itu sebagai sebuah gurauan. Sama sekali gak ada intonasiku untuk mendampratmu, right? Tapi sayangnya pikiranmu berimajinasi terlalu jauh. 

U told me, what’s a pity I’am?

Aku gak ngerti dimana letak “pity”nya?. Kamu bilang sebuah text gak punya nada? Ada. Lalu bagaimana kamu bisa memahami tumpukan novelmu jika text-text itu tak bernada? Tentu saja setiap kata punya nada. Setiap kalimat punya intonasi. Aku pikir kamu lebih pintar dengan setumpuk novel mahal yang kamu beli ratusan ribu itu, dan ternyata aku salah.

You told me that I’am “menjilat ludah sendiri”?

Sejauh ini tidak pernah menyesali jalan yang aku ambil. Aku tidak menyesal bersama Gaga sampai detik ini. Bagaimanapun dia saat ini. Karena aku yakin setiap jalan punya pintunya. Dan aku yakin Tuhan-ku akan menunjukkan pintu yang tepat untukku. Jadi aku tidak pernah menyesal dan mencoba menjilat ludahku sendiri.

Then you said that I’am a  “pelacur”?

Kamu boleh bertanya kepada semua orang terdekatku. Apakah aku pernah keranjingan buat godain cowok-cowok? Apa aku punya seorang laki-laki yang selalu aku gandeng kemana-mana? Apa aku pernah gonta-ganti cowok? Bahkan kamu tidak tahu apa-apa? Hanya karena aku pacaran dengan mantanmu, dengan mudah kamu mengatakan hal itu.

Seharusnya aku bertanya padamu.

Kenapa dulu waktu aku mencoba membantu hubungan kalian mati-matian, gak ada yang respek sama sekali? Bahkan kamu sendiri yang bilang kalau kamu lelah. Kamu bilang mungkin kalian tidak lagi bisa bersama. Ya, waktu itu aku benar-benar tulus buat bantu kalian. Tidak ada rasa cinta sama sekali dariku untuk kekasihmu. Tapi kamu selalu menuduhku.

Kenapa gak dari dulu kamu peduli padanya?

Memangnya aku tidak pernah membujuknya agar dia bisa kembali kepadamu? Sering. Bahkan setiap kali dia menyebut namamu. Tapi dia selalu bilang,” ki udah benci gw, dia udah punya cowok yang  bisa bahagiain dia”.

Sekarang, setelah aku merangkulnya. Kamu menyebutku tidak tahu diri?
Memangnya selama kalian bersama, pernah kah aku meminta kekasihmu untuk menjadi milikku? Tidak sama sekali.

Memangnya aku tidak tahu? Waktu kamu menghubungi aku dan meminta nomornya. Kamu justru meminta dia kembali bersamamu. Kamu pikir aku tidak tahu?? Aku tahu. Dan aku juga tahu kamu sering melakukannya, bahkan setiap kali kamu putus dengan pacarmu yang lain. Apa aku protes sama kamu? Apa aku melabrakmu? Apa aku sewot dan benci sama kamu? Tidak.

Tapi asal kamu tahu, Mantanmu itu bukan lagi mainanmu. 

Minggu, 26 Januari 2014

Bad Dream

Beberapa hari yang lalu temanku bertanya, “ apa aku udah gak ngeblog lagi?” hehehe aku bilang,” terkadang aku merasa tidak ada mood untuk menulis”. Kadang mood memang jadi penyakit. Hehe

Tapi hari ini mumpung dapet ilham buat nulis. Ini gara-gara aku baru selesai nonton Insidious Chapter 2, aku jadi inget sesuatu, when I got a bad dream.

Beberapa waktu yang lalu sekitar awal bulan juli aku baru pindah kost didaerah Gajayana. Tempat yang nyaman dan bersih. Tapi entah kenapa setiap malam aku merasa gak tenang, aku sering merasa ketakutan sendiri, padahal selama ini aku gak pernah seperti itu. Ada perasaan seperti tertekan yang tidak bisa aku jelaskan kenapa aku merasa seperti itu? Aku jadi sering terbangun tengah malam, tidak pernah nyenyak waktu tidur. Hal seperti itu terjadi setiap hari sampai pada bulan pertama aku dikost. Benar-benar mengganggu, aku hanya bisa tidur dengan nyenyak waktu aku pulang kampong saja. Hahaha

Pada suatu malam, saat aku tidur, aku seperti sedang melihat aku sedang tidur. Dan dalam mimpiku aku melihat ada beberapa “makluk” ada dikamarku yang sempit. Salah satu dari mereka seperti sedang mencoba mendekatiku dalam keadaan aku yang sedang tidur. Dalam mimpiku aku seperti tidak bisa bergerak, aku berusaha memberontak sampai akhirnya aku melihat aku terbangun dan aku (masih dalam mimpiku) pun melihat “mereka” brgitu dekat. Aku bahkan bisa merasakan rasa hangat yang hamper terasa panas dan berat saat tubuh mereka menempel dibadanku. Entah mungkin terkejut, pada akhirnya aku benar-benar bangun. Antara lega dan ketakutan. Bahkan aku pun masih bisa merasakan hangat badanku seperti memang ada yag benar-benar menyentuhnya. Hal itu sering membuatku takut untuk mencoba tidur kembali lagi.

Mimpi seperti itu kadang terulang lagi, dan benar-benar membuatku jadi tidak tenang. Akhirnya aku mencoba bertanya pada temanku yang pernah menempati kamarku. Dia bilang dia tidak pernah merasa seperti aku dan nyaman-nyaman saja saat tinggal dikamar itu. Aku berusaha untuk tidak mempedulikan hal itu. Sekalipun masih kepikiran.


Diawal bulan Oktober, kakakku menawariku agar menemaninya tinggal dikontrakannya bersama anak-anaknya. Aku menyetujuinya dan ya aku pindah tempat (lagi). Aku tidak lagi memikirkan hal-hal yang terjadi waktu aku berada dikost Gajayana. Tapi nyatanya mimpi seprti itu pun terjadi lagi. Untuk kesekian kalinya aku melihat diriku sedang tidur dan aku melihat beberapa “mahkluk lain” pun sedang mengawasiku. Aku *yang sedang tidur* menyadarinya, berusaha berontak sambil mengucapkan ayat-ayat Allah. Tapi mereka tidak juga ingin pergi. Beberapa saat aku terbangun dan selalu menemukan diriku berada pada posisi yang sama seperti saat aku melihat diriku didalam mimpi, bedanya saat aku membuka mata “makhluk” itu tidak ada.

Aku harap itu hanya mimpi, dan tidak harus terjadi lagi.